Indonesia Football Academy (IFA) sudah merekrut sebanyak 25 siswa yang diproyeksikan untuk dibina selama tiga tahun. Mereka terjaring dari hasil seleksi yang dilakukan selama beberapa bulan terakhir. Pelatihan pedana anak-anak didik IFA ini akan dimulai Minggu (18/4) pagi di lapangan Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan.
PSSI sangat berharap besar pada IFA ini, sebagaimana dikemukakan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dalam keterangan persnya, Kamis (15/4) siang di restoran Bunga Rampai, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Pembentukan IFA ini sudah sejalan dengan misi kita untuk membina secara serius pemain-pemain usia muda, karena sejak tahun 2007 kita sudah bertekad meningkatkan Youth Development," ungkap Nurdin Halid.
Nurdin Halid yang didampingi Sekjen PSSI Nugraha Besoes dan Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Usia Muda (BPPUM) PSSI Rahim Soekasah, secara terbuka memberikan pujian dan apresiasi terhadap pembentukan IFA ini. Nurdin Halid menyebut IFA sebagai "kawah candradimuka" dalam upaya penciptaan pemain-pemain yang dapat diandalkan di kemudian hari.
IFA sekaligus menjadi salah satu "jawaban" PSSI atas rekomendasi dari Kongres Sepakbola Nasional (KSN) di Malang, di mana PSSI dituntut untuk mampu melakukan pembinaan secara serius terhadap pemain-pemain usia dini, termasuk bertanggung-jawab atas masalah pendidikannya. Apalagi, selama menjadi siswa IFA, mereka tak mengeluarkan dana sesenpun. Seluruh dana pembinaan disediakan oleh IFA, termasuk menyekolahkan mereka ke lembaga pendidikan berstandar internasional.
"Tidak ada dana untuk masuk IFA ini, semanya free of charge. Hanya, bagi siapa yang tidak bisa mengikuti program yang sudah kami tentukan, bisa saja dikeluarkan dari IFA. Jadi para pemain juga harus serius mengikuti program latihan sepakbola dan program pendidikannya," jelas Iman Arif, penggagas sekaligus ketua umum IFA.
"Terpilih masuk IFA tentunya sangat luar biasa, sebab mereka mendapat beasiswa," sambung Nurdin Halid, ketua umum PSSI.
Menurut Nurdin Halid, PSSI sebenarnya banyak melakukan langkah-langkah terobosan untuk membina pemain muda dengan proyeksi pencapaian timnas yang dapat diandalkan di masa depan. Baik itu berupa crash-program atau program jangka panjang.
Crash-program pembinaan pemain muda adalah dengan mengikutsertakan tim di bawah usia 16 tahun pada kompetisi di Uruguay, yang sudah dilakukan sejak dua tahun silam. Sementara, IFA menjadi langkah terobosan dalam melakukan pembinaan pemain muda di dalam negeri. Dalam program jangka panjang PSSI, seluruh pemain terbaik dari berbagai strata atau kelompok usia, proses pembinaannya akan dipusatkan di kompleks olahraga Sawangan.
"Kompleks olahraga Sawangan itu nantinya juga akan menjadi pusat dari Vision Indonesia. KIta berharap hasilnya sudah akan kita petik pada 10 atau 15 tahun kedepan. Jadi siapa pun yang menjadi ketua umum PSSI nanti, kita harapkan sudah bisa menikmati hasilnya," tegas Nurdin Halid.
Khusus mengenai IFA, para pemain yang dijaring masuk program ini akan dibina secara berkesinambungan selama tiga tahun. Pemain yang direkrut, dari kelompok usia anatara 13 sampai 16 tahun. Selama berada dalam program IFA para pemain ini diwajibkan mengikuti berbagai ketentuan yang ditetapkan tim instruktur, yang dipimpin Kevin Kent, yang memiliki pengalaman di Manchester United Academy. Dia memiliki sertifikat A (FA). Kevin akan menjadi otak dari segala program pembinaan yang dilakukan di IFA.
Tokoh lainnya yang memegang peranan vital di IFA adalah dr. Phaidon L.Toruan, MM. Dia bertanggung jawab untuk pembentukan fisik dan program nutrisi anak-anak, sehingga kelak dapat bersaing di level internasional.
"Salah satu kelemahan pemain sepakbola Indonesia adalah dalam hal pemenuhan gizi atau nutrisi. Di sini mereka harus memenuhi aturan penerapan nutrisi yang kami tetapkan," kata dr. Phaidon L.Toruan.
[pssi-football]
Friday, April 16, 2010
Indonesia Football Academy Resmi Diluncurkan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment