Pembinaan pemain usia muda menjadi salah satu aspek penting dalam poyeksi penciptaan timnas yang tangguh dan dapat diandalkan di masa depan. Oleh karena itu pula PSSI membentuk Badan Pengembangan dan Pembinaan Pemain Usia Muda (BPPUM), yang khusus menangani pembinaan pemain usia dini, tak terkecuali mereka yang di bawah usia 13 tahun di mana pemain Indonesia berulangkali memperoleh pujian pada penampilannya di berbagai festival. Pembinaan pemain usia muda juga termasuk yang dibicarakan dan dibahas dalam Kongres Sepakbola Nasional (KSN) di Malang, akhir Maret lalu.
BPPUM menaungi beberapa kelompok usia pemain, termasuk yang dibina langsung melalui Indonesia Football Acedemy atau IFA. Kelahiran IFA didasari kekecewaan akan prestasi tim nasional Indonesia yang belum membaik dikarenakan mutu dan kualitas pemain yang terus menurun. IFA mengusung konsep baru yang diharapkan bisa membawa perubahan besar, khususnya dengan membentuk bakat-bakat muda pada kisaran usia 14 dan 15 tahun.
Untuk dapat diterima ke dalam akademi, para pemain harus melalui beberapa tes, diantaranya tes fisik, tes keterampilan, tes kesehatan, tes IQ dan EQ. Dari segi fisik, pemain yang dibina IFA harus memiliki tinggi tubuh minimal 170 cm. Setelah lulus dari serangkaian tes ini, IFA akan memberikan kontrak pembinaan selama 3 tahun ke depan.
IFA memiliki tenaga-tenaga ahli yang berkualitas dalam membina anak-anak usia muda di Indonesia. Salah satunya adalah Kevin Kent, sebagai Direktur Teknik, yang memiliki pengalaman di Manchester United Academy. Dia memiliki sertifikat A (FA). Kevin akan menjadi otak dari segala program pembinaan yang dilakukan di IFA.
Tokoh lainnya yang memegang peranan vital di IFA adalah dr. Phaidon L.Toruan, MM. Dia bertanggung jawab untuk pembentukan fisik dan program nutrisi anak-anak, sehingga kelak dapat bersaing di level internasional.
Dalam jajaran pelatih lokal, IFA memiliki Rasiman, yang berpengalaman dalam menangani pembinaan pemain muda. Dia dikenal karena ketaatannya dalam menerapkan kedisiplinan, karena latar belakang karirnya sebagai militer. Pemegang lisensi kepelatihan B dari AFC ini sudah dikenal saat menjadi asisten pelatih timnas U-16 di kejuaraan U-16 AFF tahun 2007 hingga 2009. Rasiman juga dipercaya menangani tim U-16 pada pra Piala Asia U-16 tahun lalu.
Tim pelatih IFA didukung juga oleh jajaran staf yang menangani kegiatan administrasi sehari-hari, diantaranya Marco Gracia Paulo, Gery Aloysius Yesayas, dan Juwita Permatasari.
IFA sangat serius dalam menangani setiap program, dan sudah menjadi komitmen IFA untuk mencetak individu yang nantinya akan memiliki kualitas berstandar internasional, dengan proyeksi bisa bermain di level Eropa. Tidak ada alasan bagi IFA untuk tidak dapat mencapai tujuan tersebut karena Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dukungan penuh BPPUM maupun PSSI, serta keberadaan para tenaga ahli yang profesional, IFA serius untuk mewujudkan keinginan mencetak pemain muda yang andal ini.
Bukti dari keseriusan IFA adalah akan dibangunnya berbagai fasilitas yang sesuai dengan standar akademi sepakbola internasional. Melalui program berstandar internasional, diperkuat oleh tim yang solid serta dilandasi oleh semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta didukung oleh infrastruktur yang memadai, tak ada alasan bagi IFA untuk tidak serius memaksimalkan pemain pemain usia muda ini.
Friday, April 16, 2010
IFA Serius Membina Pemain Muda
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment