Ulah Hendri Mulyadi menggegerkan sepakbola nasional. Aksinya yang berusaha menjebol gawang Oman dalam pertandingan Grup B kualifikasi Piala Asia 2011 membuat kaget banyak orang.
Pemuda berusia 20 tahun asal Cikarang Selatan itu mengaku perbuatan nekatnya dilandasi rasa kekecewaan atas minimnya prestasi timnas senior pada kualifikasi Piala Asia 2011. Dari keterangannya, aksi tersebut sebagai puncak kekesalan menyaksikan timnas kembali gagal menuai kemenangan.
Hasil itu membuat Indonesia berada di dasar klasemen sementara dengan nilai tiga dari lima pertandingan. Dengan demikian, Indonesia gagal untuk kelima kalinya berlaga di putaran final Piala Asia.
Kekecewaan atas torehan timnas senior tidak hanya dialami Hendri saja, tapi juga seluruh publik sepakbola nasional. Bahkan, dukungan terhadap Hendri pun bermunculan, salah satunya melalui jejaring sosial Facebook, 'DUKUNG HENDRI MULYADI untuk SEPAK BOLA INDONESIA yang LEBIH BAIK'.
Tak heran bila publik sepakbola nasional merasa kecewa dengan penampilan tim nasional. Mereka berharap mendapat kado indah menjelang akhir 2009 dan mengawali tahun 2010.
Sebelum kegagalan di kualifikasi Piala Asia, hati publik sepakbola nasional sudah merasakan perih ketika timnas U-23 terkapar di SEA Games 2009 di Laos.
Keperihan itu semakin menyayat, karena hasil yang ditoreh timnas U-23 merupakan yang terburuk sejak Indonesia mengikuti pesta olahraga multievent dua tahunan tersebut. Untuk kali pertama, Indonesia dikalahkan Laos, yang selama ini menjadi lumbung gol tim Merah Putih, dan raksasa ASEAN lainnya.
Hasil itu sudah menjadi kado pahit bagi publik sepakbola nasional menjelang pergantian tahun. Awalnya, timnas U-23 diharapkan mampu menyumbangkan medali, namun gagal. Bahkan kekalahan dari Laos menjadi bahan perbincangan negeri sosialis itu.
Bila ada warga Indonesia yang berkunjung ke Laos, pernyataan yang muncul dari warga setempat adalah, 'Ah, dari negara yang sepakbolanya sudah kami kalahkan'.
Di awal tahun 2010, publik sepakbola nasional berharap timnas senior mampu mengobati kekecewaan mereka dengan hasil bagus di kualifikasi Piala Asia 2011. Walau peluang lolos ke putaran final semakin tipis, harapan bisa mengalahkan Oman sangat tinggi.
Tapi kado pahit lagi-lagi harus diterima publik sepakbola nasional. Kekalahan 2-1 dari Oman semakin menegaskan prestasi sepakbola yang terus menukik tajam ke lembah terdalam. Ironisnya, pelatih Benny Dollo menganggap timnas senior tidak mengalami kegagalan.
“Anda tidak bisa memvonis kami gagal. Lihat saja tim yang berada di grup ini. Ada Australia, tim yang lolos ke Piala Dunia, ada Oman yang merupakan juara Piala Teluk. Lalu ada Kuwait. Kalau ingin tahu yang namanya gagal, tim yang di Laos itu yang gagal,” cetus Bendol, sapaan Benny, dengan nada sengit.
Apapun itu, kenyataan yang terpapar jelas adalah kegagalan demi kegagalan selalu menyelimuti wajah olahraga terpopuler di Indonesia ini. Sebelum semakin memburuk, sudah seharusnya para stakeholder sepakbola nasional duduk satu meja untuk membenahi kekurangan yang ada dengan membuat cetak biru program pembinaan sepakbola berdasar kepada geografis dan budaya Indonesia.
[Donny Afroni - goal indonesia]
Thursday, January 07, 2010
CATATAN Timnas Indonesia: Kado Pahit Bagi Publik Sepakbola Nasional
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment