Friday, November 20, 2009

Timnas Butuh Lebih Banyak Laga Internasional

Sempat memimpin 1-0, Indonesia akhirnya ditahan imbang 1-1 oleh Kuwait di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu, 18 November 2009. Kekalahan ini tak lepas dari minimnya jam terbang Charis Yulianto cs dalam menghadapi pertandingan internasional.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Rahim Sukasah saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 20 November 2009. Menurutnya, kondisi ini telah membuat mental dan pola pikir pemain-pemain timnas tidak berkembang.
"Sepanjang tahun ini kita jarang sekali melakukan uji coba internasional. Beda dengan negara-negara lain yang punya 8 sampai 9 international match," kata Rahim.

"Kondisi ini membuat mental dan mindset (pola pikir) pemain-pemain kita tidak berkembang. Mereka masih terbiasa dengan cara bermain di pertandingan-pertandingan lokal," tambahnya.

Rahim mencontohkan pelanggaran yang dilakukan oleh Ismed Sofyan. Menurutnya, wasit tidak akan mengeluarkan kartu merah seandainya pemain Persija itu mengerti cara kerja wasit-wasit Internasional.

"Ismed hanya melakukan dua pelanggaran sepanjang dua babak. Pelanggaran pertama kuning. Sedangkan pada pelanggaran kedua dia langsung diusir karena kembali dapat kartu kuning," kata Rahim.

"Kalau di Liga Indonesia, kejadian seperti ini mungkin hanya mendapat peringatan saja. Namun ini kan pertandingan internasional," tambah Rahim.

Ismed memang berada di balik kegagalan Indonesia merebut kemenangan dari tangan Kuwait, Rabu lalu. Mantan pemain Persiraja Banda Aceh itu diusir wasit pada awal babak kedua usai mendapat kartu merah dari wasit.

Kehilangan Ismed, kekuatan Indonesia menjadi timpang. Kuwait yang di babak pertama sempat tertekan akhirnya berbalik menekan pertahanan Indonesia.

Publik Senayan akhirnya dibuat terdiam pada menit ke-71 setelah penyerang Kuwait Ahmad Ajab berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Skor ini bertahan hingga pertandingan usai.

Ini merupakan blunder kedua Ismed di pentas Piala Asia. Pada putaran final 2007, Ismed juga menjadi biang keladi kekalahan Indonesia atas Arab Saudi. Padahal saat itu Merah Putih hanya butuh hasil seri untuk melaju ke babak selanjutnya.

"Ismed tidak perlu dipersalahkan atas kejadian ini. Dia juga tidak menginginkannya. Namun kejadian ini sebaiknya menjadi pelajaran baginya untuk di kemudian hari," beber Rahim.

Pada PPA 201, Indonesia bergabung di Grup B bersama Australia, Kuwait, dan Oman. Saat ini Merah Putih masih berada di posisi paling buncit dengan koleksi 3 poin dari empat laga. Untuk lolos, Indonesia wajib merebut dua pertandingan terakhir, kontra Oman dan Australia.

"Secara umum, pemain-pemain sebenarnya sudah tampil maksimal. Apalagi di babak pertama, kita terliha cukup mendominasi serangan. Sayang di babak kedua, kita harus main dengan 10 pemain," kata Rahim.

"Perjuangan pemain belum selesai. Masih ada dua pertandingan lainnya. Meski berat, mereka harus tetap main maksimal di dua laga ini," pungkas manajer Pelita Jaya itu.

No comments:

 

Home | Van Port All | Van Music

Season 2011/2012 © Template Design by Van RaYen